BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Thursday, September 25, 2014

PENJELASAN TENTANG KEJADIAN-KEJADIAN LUAR BIASA


 KARAMAH
Karamah merupakan perkara luar biasa yang berlaku ke atas ulama atau wali Allah. Mereka adalah golongan insan yang beriman dan beramal soleh, ikhlas dalam perkataan, perbuatan serta menjadikan seluruh kehidupan mereka hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Para kekasih Allah sangat menumpukan seluruh perhatiannya kepada Allah dan Allah pun senantiasa memperhatikannya bahkan menjadikan insan soleh tersebut lebih dekat kepadaNya. Karamah berlaku sepanjang zaman sejak dahulu hingga ke hari ini. Begitu halnya dari kalangan para sahabat, ramai memiliki karamah atau kelebihan yang luar biasa. Mereka beriman dengan kejernihan kalbu, kecintaan terhadap Allah dan RasulNya melebihi segala-galanya bahkan kasih sayang mereka terhadap orang mukmin sangat mendalam, sehingga akhirnya mereka memperoleh darjat yang tinggi.

PENGERTIAN KARAMAH
Karamah berasal dari kata Ikraam yang mempunyai erti penghargaan dan pemberian. Allah mengurniakan wali-waliNya berbagai kejadian luar biasa atau yang biasa disebut karamah. Hal itu diberikan kepada mereka sebagai rahmat dari Allah dan bukan kerana hak mereka. Karamah biasa disebut sebagai kejadian yang luar biasa yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya yang selalu meningkatkan taraf ibadahnya dan ketaatannya. Karamah itu diberikan sebagai suatu pembekalan ilmu atau sebagai ujian bagi seorang wali. Dan karamah boleh terjadi tanpa sebab dan tanpa adanya tentangan dari orang lain.

PENJELASAN TENTANG KEJADIAN-KEJADIAN LUAR BIASA
Allah telah menganugerahkan kepada manusia khusus dan awam 8 perkara luar biasa yang mencarit adat yang boleh berlaku ke atas manusia. Perkara luar biasa itu bolehlah dibahagikan kepada 2 bahagian iaitu, 4 perkara yang dipuji dan 4 perkara yang dikeji dan menyalahi ajaran Islam. Ramai daripada kalangan orang Islam sendiri yang terkeliru tentang konsep dan perbezaan perkaraperkara tersebut, kadang-kala masyarakat tidak dapat membezakan yang mana baik dan yang mana mesti dijauhi. Bagi menjelaskan kekeliruan itu maka dijelaskan serba ringkas tentang perkara-perkara tersebut, agar kita semua dapat membuat penilaian dengan sebaik-baiknya.
Mukjizat
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada seorang nabi atau rasul untuk menguatkan kenabian dan kerasulannya.
Karamah
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada seorang hamba yang salih atau wali, dan ia tidak mengaku sebagai seorang nabi atau rasul.
Ma’unah
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada sebagian orang awam untuk melepaskan dirinya dari kesulitan.
Ihaanah
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada seorang pembohong yang mengaku sebagai nabi, seperti yang pernah diberikan kepada Musailamah Al Kadzab. Ia pernah meludah di sebuah sumur dengan harapan agar airnya bertambah banyak, tetapi pada kenyataannya airnya mengering, dan ia pernah meludah pada mata seorang yang juling, agar matanya sembuh, tetapi pada kenyataannya mata orang itu menjadi buta.
Istidraj
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada orang fasik yang mengaku sebagai wakil Tuhan dengan mengemukakan berbagai dalil untuk menguatkan kebohongannya.Menurut Ijma’, biasanya seorang yang mengaku sebagai nabi, maka ia tidak akan diberi kejadian luar biasa.
Irhaas
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada seorang nabi meskipun ia belum diutus, seperti adanya naungan awan bagi Rasulullah saw di masa kecilnya.
Sihir
Suatu cara yang dapat menampilkan berbagai perbuatan yang aneh bagi yang tidak mengerti seluk beluknya, tetapi seluk beluknya itu dapat dipelajari.
Sya’wazah
Kejadian luar biasa yang biasa timbul di tangan seseorang, sehingga menimbulkan pesona bagi yang melihatnya meskipun kejadian itu tidak terjadi.

PERBEZAAN ANTARA KARAMAH DAN ISTIDRAJ
Seseorang yang menginginkan sesuatu, kemudian Allah memberinya, maka pemberian itu tidak menunjukkan bahawa orang itu mempunyai kedudukan mulia di sisi Allah, baik pemberian itu bersifat biasa ataupun tidak. Kemungkinan pemberian itu merupakan anugerah dari Allah, tetapi kemungkinan pula merupakan istidraj, iaitu pemberian sebagai ujian.
Al Istidraj mempunyai beberapa nama atau istilah yang berbagai:
1. Adakalanya seseorang dikabulkan segala permintaannya agar ia makin bertambah ingkar dan sesat dan pada akhirnya ia akan dimatikan dalam keadaan kafir. Hal itu seperti yang disebutkan dalam firman Allah:
“Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan ) dengan cara yang tidak mereka ketahui”.27
27 Surah Al-Qalam :44
2. Makar:
Dalam Al Qur’an disebutkan:
“Maka tidak ada yang terhindar dari tipu daya Allah kecuali orang yang rugi”. 28
Allah berfirman:
“Dan mereka berbuat tipu daya, maka Allah membalas mereka dengan tipu daya yang serupa dan Dia sebaik-baik yang membuat balasan”29
28 Surah Al-‘Araf: 99
29 Surah Ali ‘Imran: 54
3. Al Kaid artinya tipu daya:
Dalam firman Allah disebutkan:
“Mereka berusaha menipu Allah, padahal Allah yang menipu mereka”30
Allah berfirman: “Mereka akan menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri, tetapi mereka tidak merasakannya”.31
30 Surah An-Nisaa’:142
31 Surah Al-Baqarah: 9
4. Imla’ mempunyai arti memberi tangguh:
Firman Allah: “Dan janganlah orang-orang kafir itu mengira bahawa pemberian tangguh bagi mereka itu memberi kebaikan bagi mereka, tetapi hal itu terjadi agar mereka makin bertambah dosa-dosanya”32
32 Surah Ali ‘Imran: 178
5. Al Ihlak mempunyai arti kebinasaan:
Allah berfirman: “Sampai ketika mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, maka Kami siksa mereka dengan cara yang mendadak”33. Allah berfirman: “Firaun dan bala tentaranya menyombongkan diri di permukaan bumi tanpa alasan yang dibenarkan, dan mereka mengira bahwa mereka tidak akan kembali kepada Kami, maka Kami menyiksanya dan bala tentaranya, kemudian Kami menenggelamkan mereka di dalam laut”34
33 Surah Al-‘Anam: 44
34 Surah Al-Qisas: 33
Dari ayat-ayat di atas, dapat kami simpulkan bahwa antara karamah dan istidraj ada perbezaan. Seorang yang diberi karamah tidak pernah merasa senang atas pemberian itu, bahkan ia makin bertambah takut kepada Allah, sebab ia takut kalau pemberian karamah itu merupakan ujian atau merupakan istidraj. Lain halnya dengan seorang yang diberi istidraj. Ia makin maharajalela, kerana ia mendapat anugerah dan ia pun tidak takut disiksa. Adapun kalau seseorang bergembira ketika ia diberi karamah, maka ia termasuk orang yang melanggar. Ini disebabkan oleh beberapa perkara antaranya :-
• Jika seorang diberi karamah, lalu ia bergembira, maka ia termasuk orang yang menyimpang, kerana ia merasa berhak untuk mendapatkan anugerah semacam itu disebabkan amal kebajikannya.
• Karamah adalah sesuatu yang di luar kebiasaan Sunnatullah. Seorang yang diberi karamah, kemudian ia terlalu bangga dengan karamah yang diperolehinya, bererti ia telah melanggar dan telah menyimpang dari kebenaran.
• Seseorang yang berkeyakinan, bahwa ia berhak mendapat karamah kerana amal kebajikannya, maka boleh dikatakan bahawa ia seorang yang bodoh. Seharusnya ia merasa bahawa semua amal ibadah yang ia kerjakan merupakan kewajipan baginya terhadap hak Allah. Seharusnya ia selalu merasa kurang pengabdiannya kepada Tuhannya, tetapi kalau ia merasa puas, maka ia termasuk orang yang bodoh.
• Seseorang yang diberi karamah, seharusnya ia merasa bahwa karamah yang diberikan kepadanya hanya untuk menundukkan dirinya makin rendah dihadapan Allah. Bila seseorang berlaku sebaliknya, maka sudah jelas orang itu mirip dengan Iblis yang merasa sombong atas kemuliaan yang diberikan kepada dirinya.
• Karamah itu adakalanya tidak menyebabkan seseorang menjadi mulia. Seseorang yang bangga ketika mendapat karamah, maka ia terlalu membesarkan sesuatu yang
biasa. Seseorang yang membesarkan sesuatu yang biasa, maka ia sama dengan berbuat sesuatu yang sia-sia. Demikian pula, seorang wali yang bangga dengan karamah, maka ia termasuk seorang yang rendah kedudukannya.
• Seseorang yang sombong diri kerana kedudukannya, ia sama seperti Iblis dan Firaun. Nabi saw bersabda: “Ada tiga perkara yang menyebabkan kebinasaan seseorang. Yang terakhir adalah seorang yang membanggakan kedudukan peribadinya”.
• Allah berfirman: “Maka terimalah apa yang Aku berikan kepadamu dan jadilah engkau orang-orang yang berterima kasih. Dan sembahlah Tuhanmu sampai engkau didatangi kematian”. Berdasarkan ayat di atas, seseorang yang mendapat kurnia dari Allah, hendaknya ia selalu rajin menyembah Allah dan mensyukuri semua nikmat yang ia terima, bukannya makin bertambah ingkar.
• Ketika Nabi saw diberi pilihan untuk memilih, apakah beliau ingin dijadikan sebagai seorang penguasa dan seorang Nabi, ataukah beliau ingin dijadikan seorang
hamba dan seorang Nabi, maka beliau memilih pilihan yang kedua. Kerana itu nama beliau selalu disebut di dalam tasyahud setiap muslim dalam ucapan: “Wa asyhadu anna Muhammadan abduhu war rasuluh”.
• Seseorang yang selalu bergaul akrab dengan makhluk, maka ia tidak terlalu akrab bergaul dengan Khaliknya.
• Seseorang yang tidak takut dan tidak bertawakkal kepada Allah sudah tentu ia tidak akan menjadi wali, apa lagi kalau ia selalu menyandarkan hidupnya kepada dirinya atau kepada orang lain. Jika seseorang dapat mendatangkan satu perbuatan atau kejadian yang luar biasa, pasti ia akan mengikutinya dengan pengakuan bagi dirinya, tetapi ada juga yang tidak. Bagi mereka yang dapat mengikuti dengan pengakuan bagi dirinya dan dapat mendatangkan sesuatu perbuatan atau kejadian
yang luar biasa, adakalanya ia mengaku sebagai Tuhan, atau sebagai Nabi, atau sebagai wali, atau sebagai ahli sihir. Dalam perkara ini dapat kita bahagikan kepada empat bahagian :-
a. Ada yang mengaku sebagai Tuhan:
Ada kalanya orang yang dapat mendatangkan suatu perbuatan atau kejadian yang luar biasa, maka ia mengaku sebagai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh
Firaun dan yang akan dilakukan oleh Dajjal. Dalam keadaan seperti, ini sudah jelas, bahawa perbuatan orang itu adalah batil.
b. Ada pula yang mengaku sebagai Nabi:
Ini boleh berlaku pada dua kemungkinan, iaitu adakalanya pengakuannya itu benar, tetapi adakalanya pengakuannya itu bohong. Jika pengakuannya itu memang benar dan ia benar-benar nabi, maka ia harus mampu untuk menunjukkan bukti kenabiannya, tetapi jika ia tidak mampu menunjukkan buktinya, maka ia adalah seorang pembohong.
c. Ada yang mengaku sebagai seorang wali:
Dalam keadaan seperti ini ada yang boleh melakukannya, tetapi ada pula yang tidak mampu.
d. Ada yang mengaku sebagai ahli sihir:
Dalam situasi seperti ini ada kalanya orang-orangnya dapat membuktikan kepandaiannya, tetapi kaum Mutazilah menolak pendapat ini. Seseorang yang dapat mendatangkan perbuatan atau kejadian yang luar biasa tanpa pengakuan bagi dirinya, adakalanya ia seorang wali yang diredhai oleh Allah, tetapi adakalanya pula ia seorang fasik yang banyak dosanya. Ada pula yang dapat mendatangkan berbagai kejadian luar biasa, tetapi ia tidak termasuk orang yang taat kepada Allah,
bahkan orang itu selalu berbuat dosa dan maksiat. Kejadian luar biasa yang ia datangkan itu disebut Istidraj, iaitu kelebihan yang diberikan kepadanya, agar dosanya dan kejahatannya makin bertambah dan terus menerus, seperti yang diberikan kepada Iblis dan syaitan.

TUJUAN KARAMAH
1. Dapat menambah keyakinan kepada Allah.
2. Untuk menguatkan kepercayaan masyarakat kepada seorang wali, seperti yang terjadi pada masa-masa terdahulu. Berbeza halnya dengan masa-masa terakhir. Kaum salaf salih tidak pernah memerlukan karamah sedikit pun.
3. Adanya karamah merupakan bukti anugerah atau pangkat yang diberikan Allah kepada seorang wali, agar pengabdiannya tetap istiqamah.

DALIL-DALIL WUJUDNYA KARAMAH
Andaikata Allah swt tidak mahu memperlihatkan karamah bagi seorang mukmin, mungkin kerana Allah swt memang tidak ingin melakukannya, atau mungkin juga seorang mukmin itu memang belum pantas mendapatkan karamah. Adapun kemungkinan pertama, dapat memberi penilaian yang tidak baik terhadap takdir
Allah swt, tentunya hal itu dapat menyebabkan ingkar kepada Dzat Allah. Sedangkan kemungkinan yang kedua adalah tak mungkin, sebab hal itu termasuk hal yang batil. Mengetahui Dzat Allah, sifat-sifatNya, perbuatan-perbuatanNya, hukumhukumNya, nama-namaNya, mencintaiNya, mentaatiNya dan senantiasa menyebutNya dan memujiNya, tentunya hal itu lebih mulia dari sekedar memberi se-potong roti, menundukkan seekor ular atau seekor singa.
Dalil dari Al-Quran
“Setiap kali Zakariya masuk untuk menemui Maryam di Mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh makanan ini?”. Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa perhitungan”35
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makanlah, minumlah dan bersenang hatilah kamu”36
Siti Maryam bukanlah seorang nabi. Tentunya yang terjadi padanya, seperti yang tertera pada ayat di atas, bukanlah suatu mukjizat, tetapi suatu karamah.
“ Ashif Ibnu Barkhiya berkata: “Aku akan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” 37
Seorang hamba yang salih yang bernama Ashif Ibnu Barkhiya mampu membawa singgasana Ratu Balqis dari Yaman ke Syam hanya dalam waktu sekelip mata. Padahal ia bukan seorang Nabi. Tentunya kemampuan luar biasa yang dimilikinya adalah karamah.
35 Surah Al Imran: 37
36 Surah Maryam : 25-26
37 Surah An Naml: 40
“Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmatNya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu. Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam, menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah”38
“Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan sembilan tahun”39
Pemuda Ashabul Kahfi seramai tujuh orang berasal dari Syam. Mereka hidup setelah masa Nabi Isa. Kerana mereka takut kehilangan imannya, maka mereka bersembunyi di sebuah gua untuk sesaat, tetapi mereka ditidurkan oleh Allah selama 300 tahun. Setelah itu mereka dibangunkan kembali. Anehnya tubuh mereka tidak binasa dimakan masa, kerana itu para ulama berpendapat bahwa mereka adalah para wali bukan para nabi.
38 Surah Al Kahfi: 16-17
39 Surah Al Kahfi: 25

0 comments: